Rabu, 07 Desember 2016

Kenangan - Musim Panas Kemarin




Senang sekali rasanya, karena setelah melupakan untuk beberapa saat, nama itu kembali muncul di liburan musim panas
Muncul lagi dalam kemasan manis berwarna merah muda
Dihiasi oleh  pita berwarna senada
Senang sekali rasanya, hingga hatinya berbunga-bunga
Berbunga-bunga, seolah-olah memang dia sudah menanam bibit bunga itu dari jauh jauh hari, 
lalu tanpa ia sadari, bunga itu mekar di musim panas kemarin
Bunga apa itu? Apakah bunga matahari?
Tapi menurutnya, senyum sipemilik nama memang seindah bunga matahari.
Juga secerah mentari yang bersinar di siang hari, 
dan mampu menyejukkan hatinya walau saat itu sedang panas sekali.
Melihat senyumnya, mungkin seperti sedang meminum es kelapa muda di siang yang terik.
Ya.. Dia benar-benar berlebihan jika di pikir-pikir lagi. Tapi saat itu, dia memang merasa seberlebihan itu.
Dan di musim panas kemarin, dia tidak akan pernah lupa, bahwa hanya karena si pemilik nama, dia pernah bahagia sekali




(Di sore hari, ketika aku mengingat rasa pada saat aku dan kamu berada di kota yang sama)



Senin, 09 Mei 2016

Patung di Jalanan

Mungkin aku masih terdiam karena sedih yang mengekang
Atau malas yang memenjara
Atau kamu yang tak kunjung datang
Mungkin aku bingung dengan apa yang harus ku kejar
Padahal sudah jelas tujuan mana yang benar
Mungkin masih ada nafsu yang mengikat
Mungkin karena aku tidak teriak untuk meminta pertolongan
Mungkin karena aku tidak memohon untuk dilepas 
Jadi si penjerat hanya membiarkan karena begitulah yang ia inginkan
Mungkin aku tawanan yang terlalu mudah
Padahal ada yang terus mencari ku
Tapi aku tidak minta untuk di temukan
Aku bodoh dan aku tau
Tapi aku masih saja terdiam seperti patung di jalanan

Takutku

Ketika takutku adalah sendiri
Maka aku akan pergi,
mencari ramai
Ketika ramai itu kutemukan
Takutku adalah, sepi.
Karena ketika sendiri, sepi itu adalah bosan.
Dan ketika ramai, sepi itu adalah sebuah kegagalan untuk menyatu dengan keramaian.

Tenggelam

Tenggelam di dasar lautan yang paling dalam
Gelap menakutkan dan tentu saja sesak
Tapi sayang tidak berniat berenang ke permukaan
Terlalu jauh, dan rasanya tidak mungkin sampai lagi ke atas
Akhirnya kerelaan membuatnya mati sesak napas
Air matanya hanyut menyatu dengan air di lautan
Tapi dia masih sempat tersenyum walau itu menyedihkan
Tidak apa katanya
Tidak apa yang menyakitkan

Rabu, 13 Januari 2016

Sunyi dan Ramai

Karena sepi sudah seperti sahabat
Karena sudut tidak mengerti atau entah hanya pura-pura
Siapa yang harus disalahkan?
Sunyi atau ramai?
Bagaimanapun, sunyi dan ramai bukan dua hal yang bisa dipersatukan
Jika sunyi ada, maka ramai tiada
Jika ramai ada, maka sunyi akan lenyap
Atau jikapun mereka berdampingan,
Mereka akan terpisah menjadi dua kubu yang tak sepaham.